Menghadapi Tantangan Teknologi: Bagaimana Mendidik Karakter Anak di Tengah Gadget dan Game Online

Menghadapi Tantangan Teknologi: Bagaimana Mendidik Karakter Anak di Tengah Gadget dan Game Online

Oleh : H. Muhammad Basri
(Kabid. PAKIS Kanwil. Kemenag. Sultra)
1. Ringkasan Eksekutif
Anak-anak saat ini hidup dalam dunia yang dipenuhi teknologi, terutama gadget dan game online. Perkembangan teknologi membawa banyak manfaat, tetapi juga menimbulkan tantangan besar bagi pendidikan karakter anak. Banyak anak menjadi kecanduan gadget dan game online, yang memengaruhi perkembangan sosial, emosional, dan karakter mereka. Oleh karena itu, penting untuk menyusun kebijakan pendidikan yang mampu menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan pembentukan karakter anak. Solusi yang ditawarkan dalam policy brief ini mencakup pentingnya pengawasan orang tua, pembentukan kebiasaan yang positif di sekolah dan pesantren, serta pendekatan yang lebih fleksibel dalam integrasi teknologi dalam pendidikan.
2. Pendahuluan
Anak-anak masa kini tumbuh dalam lingkungan digital yang sarat dengan gadget dan game online. Teknologi menawarkan kemudahan akses informasi dan hiburan, namun juga membawa tantangan serius bagi pendidikan karakter. Penggunaan teknologi yang tidak terkontrol dapat mengganggu perkembangan sosial, emosional, dan moral anak.
Perkembangan Teknologi dan Dampaknya
Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan gadget dan game online di kalangan anak-anak meningkat pesat. Misalnya, sebuah survei di Inggris menunjukkan bahwa remaja laki-laki berusia 15 hingga 17 tahun menghabiskan rata-rata hampir 34 jam per minggu untuk bermain video game, lebih banyak dibandingkan waktu yang mereka habiskan di sekolah. Meskipun beberapa orang tua mengakui manfaat seperti pengurangan stres dan peningkatan literasi digital, 79% dari mereka mengungkapkan kekhawatiran atas potensi kecanduan game pada anak-anak mereka.
Dampak Negatif Penggunaan Gadget dan Game Online
  1. Gangguan Perkembangan Sosial dan Emosional
Paparan layar yang berlebihan dapat menghambat perkembangan keterampilan sosial dan emosional anak. Anak-anak yang sering bermain game online cenderung memiliki masalah dalam berempati, berkomunikasi, dan mengelola emosi mereka.
  1. Penurunan Kualitas Tidur dan Kesehatan Mental
Penggunaan gadget sebelum tidur dapat mengganggu pola tidur anak, menyebabkan insomnia, dan meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.
  1. Pengaruh Negatif pada Perilaku dan Akademik
Kecanduan game online dapat menyebabkan penurunan motivasi belajar, gangguan konsentrasi, dan penurunan prestasi akademik. Anak-anak yang lebih fokus pada game daripada belajar cenderung memiliki performa akademik yang lebih rendah dan kurang termotivasi untuk belajar.
Peran Orang Tua dan Pendidik
Untuk menghadapi tantangan ini, orang tua dan pendidik perlu bekerja sama dalam mengelola penggunaan teknologi oleh anak-anak. Langkah-langkah seperti menetapkan batasan waktu penggunaan gadget, memberikan pendidikan tentang penggunaan teknologi yang bijak, dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter anak sangat penting. Selain itu, penggunaan teknologi harus diarahkan untuk tujuan positif, seperti mendukung pembelajaran dan pengembangan karakter anak.
3. Deskripsi Masalah
  1. Kecanduan Gadget dan Game Online
Anak-anak usia 6 hingga 17 tahun yang menghabiskan lebih dari 4 jam sehari di depan layar berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan mental dan perilaku, termasuk kecemasan, depresi, masalah perilaku, dan gejala ADHD. Penurunan aktivitas fisik, gangguan tidur, dan pola tidur yang tidak teratur turut memperburuk kondisi ini.
  1. Gangguan Perkembangan Sosial dan Emosional
Paparan layar yang berlebihan mengurangi interaksi langsung dengan orang lain, menghambat perkembangan keterampilan sosial dan emosional anak. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi, berempati, dan mengelola emosi, serta meningkatkan risiko isolasi sosial.
  1. Penurunan Kualitas Tidur dan Kesehatan Fisik
Penggunaan gadget sebelum tidur dapat mengganggu pola tidur anak, menyebabkan insomnia, dan meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. Selain itu, peningkatan waktu layar juga dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan gangguan metabolik pada anak-anak.
  1. Dampak pada Perilaku dan Akademik
Kecanduan game online dapat menyebabkan penurunan motivasi belajar, gangguan konsentrasi, dan penurunan prestasi akademik. Anak-anak yang lebih fokus pada game daripada belajar cenderung memiliki performa akademik yang lebih rendah dan kurang termotivasi untuk belajar.
  1. Risiko Kesehatan Mental dan Gangguan Perilaku
Anak-anak yang menghabiskan lebih dari 7 jam sehari di depan layar berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan mental dan perilaku, termasuk kecemasan, depresi, dan masalah perilaku. Gangguan tidur dan penurunan aktivitas fisik turut memperburuk kondisi ini.
4. Rekomendasi Kebijakan
  1. Penerapan Batasan Waktu Layar yang Sehat
Organisasi seperti American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar anak usia 2 hingga 5 tahun dibatasi penggunaan layar non-pendidikan hingga satu jam per hari, sementara anak usia 6 tahun ke atas sebaiknya memiliki waktu layar yang terbatas dan seimbang dengan aktivitas lain seperti tidur dan bermain fisik.
  1. Penguatan Peran Orang Tua dalam Pengawasan Digital
Orang tua perlu dilibatkan aktif dalam mengawasi penggunaan teknologi oleh anak. Hal ini mencakup penetapan aturan waktu layar, pemantauan konten yang diakses, dan diskusi terbuka mengenai perilaku online yang sehat. Menurut penelitian, keterlibatan orang tua dapat mengurangi risiko kecanduan digital pada anak.
  1. Integrasi Pendidikan Karakter dalam Kurikulum
Sekolah dan pesantren perlu memasukkan pendidikan karakter dalam kurikulum mereka. Ini dapat dilakukan melalui program yang mengajarkan nilai-nilai seperti tanggung jawab, empati, dan disiplin, serta melalui kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung perkembangan sosial dan emosional anak.
  1. Penggunaan Teknologi untuk Mendukung Pembelajaran Positif
Teknologi dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mendukung pembelajaran dan pengembangan karakter anak. Misalnya, aplikasi pendidikan dan platform pembelajaran online dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan akademik dan sosial anak-anak. Namun, penggunaannya harus diawasi dan dibatasi untuk mencegah dampak negatif.
  1. Penerapan Kebijakan Penggunaan Gadget di Sekolah
Sekolah perlu menetapkan kebijakan yang jelas mengenai penggunaan gadget. Misalnya, beberapa sekolah di Inggris telah menerapkan aplikasi “blackout” yang membatasi akses ke media sosial dan game selama jam sekolah untuk mengurangi gangguan dan meningkatkan fokus siswa.
  1. Penyuluhan dan Pelatihan untuk Orang Tua dan Pendidik
Penyuluhan dan pelatihan mengenai penggunaan teknologi yang sehat perlu diberikan kepada orang tua dan pendidik. Program ini dapat mencakup informasi tentang pengaturan kontrol orang tua, pemantauan aktivitas online anak, dan strategi untuk membangun kebiasaan digital yang sehat.
  1. Kerja Sama antara Pemerintah, Sekolah, dan Masyarakat
Pemerintah, sekolah, dan masyarakat perlu bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter anak di era digital. Ini termasuk pembuatan kebijakan yang mendukung penggunaan teknologi secara bijak dan penyediaan sumber daya untuk pendidikan digital yang sehat.
Dengan menerapkan kebijakan-kebijakan tersebut, kita dapat membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang sehat, cerdas, dan berkarakter kuat di era digital ini.
5. Kesimpulan
Penggunaan gadget dan game online yang berlebihan dapat berdampak negatif pada perkembangan karakter anak, memengaruhi aspek sosial, emosional, fisik, dan akademik mereka. Namun, teknologi juga memiliki potensi untuk mendukung pendidikan karakter jika digunakan secara bijak dan terkontrol.
Dampak Negatif Penggunaan Gadget dan Game Online
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih dari 4 jam sehari di depan layar berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan mental dan perilaku, termasuk kecemasan, depresi, masalah perilaku, dan gejala ADHD. Penurunan aktivitas fisik, gangguan tidur, dan pola tidur yang tidak teratur turut memperburuk kondisi ini.
Paparan layar yang berlebihan dapat menghambat perkembangan keterampilan sosial dan emosional anak. Anak-anak yang sering bermain game online cenderung memiliki masalah dalam berempati, berkomunikasi, dan mengelola emosi mereka.
Penggunaan gadget sebelum tidur dapat mengganggu pola tidur anak, menyebabkan insomnia, dan meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. Selain itu, peningkatan waktu layar juga dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan gangguan metabolik pada anak-anak.
Kecanduan game online dapat menyebabkan penurunan motivasi belajar, gangguan konsentrasi, dan penurunan prestasi akademik. Anak-anak yang lebih fokus pada game daripada belajar cenderung memiliki performa akademik yang lebih rendah dan kurang termotivasi untuk belajar.
Peran Orang Tua dan Pendidik dalam Mengelola Penggunaan Teknologi
Orang tua dan pendidik perlu lebih aktif dalam mengawasi penggunaan gadget oleh anak-anak. Pengawasan ini bisa berupa penetapan waktu penggunaan gadget yang sehat dan pengawasan terhadap jenis konten yang diakses. Membuat kebijakan yang mengatur penggunaan gadget di sekolah, termasuk batasan waktu dan jenis game yang boleh dimainkan selama jam sekolah, juga penting.
Penting untuk memberikan pendidikan tentang penggunaan teknologi yang bijak kepada orang tua dan anak-anak. Orang tua perlu dilibatkan dalam proses pendidikan digital untuk memahami risiko dan manfaat teknologi serta cara mengawasi penggunaan teknologi oleh anak-anak mereka.
Sekolah dan pesantren harus menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter anak, dengan menyediakan kegiatan yang tidak bergantung pada teknologi, seperti olahraga, seni, dan kegiatan sosial lainnya. Hal ini dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk kehidupan mereka.
Teknologi dapat digunakan sebagai alat untuk mendukung pembelajaran dan pengembangan karakter anak. Misalnya, aplikasi pendidikan dan platform pembelajaran online dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan akademik dan sosial anak-anak. Namun, penggunaannya harus diawasi dan dibatasi untuk mencegah dampak negatif.
6. Apendiks atau Lampiran
  1. Data Statistik Penggunaan Gadget oleh Anak di Indonesia
Menurut Survei Literasi Digital 2022 yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, lebih dari 80% anak Indonesia mengakses internet melalui perangkat mobile, dengan lebih dari 60% dari mereka menghabiskan lebih dari 4 jam sehari untuk bermain game online. Riset ini mengungkapkan bahwa 40% anak usia 6-12 tahun memiliki akses tidak terbatas ke media sosial, yang berisiko menyebabkan mereka terpapar konten yang tidak sesuai dengan usia mereka (Kominfo.go.id).
  1. Program Penyuluhan untuk Orang Tua dan Guru tentang Dampak Negatif Gadget dan Game Online
Sebuah laporan dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa di banyak negara, program penyuluhan orang tua tentang kecanduan gadget dan game online telah menunjukkan peningkatan dalam pengelolaan waktu layar anak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh WHO pada tahun 2021, sekitar 70% orang tua yang mengikuti pelatihan terkait penggunaan teknologi yang sehat melaporkan peningkatan pengawasan terhadap aktivitas digital anak-anak mereka, serta perbaikan dalam hubungan orang tua-anak.
  1. Panduan Penggunaan Teknologi yang Bijak di Sekolah dan Pesantren
Beberapa sekolah di Eropa dan Asia telah menerapkan kebijakan “Blackout Time” di mana perangkat elektronik dilarang digunakan selama jam pelajaran. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi gangguan dan meningkatkan konsentrasi siswa. Penelitian yang dilakukan oleh European Commission pada 2020 menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam kebijakan pembatasan waktu layar di sekolah menunjukkan peningkatan dalam kemampuan akademik dan hubungan interpersonal dibandingkan dengan mereka yang memiliki akses tidak terbatas ke teknologi (ec.europa.eu).
  1. Panduan Pengelolaan Gadget untuk Anak di Rumah
American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan agar orang tua melakukan “digital detox” atau libur digital dengan anak-anak mereka setidaknya satu hari dalam seminggu. Pada 2021, AAP mengungkapkan bahwa penerapan kebiasaan ini membantu mengurangi ketergantungan pada gadget serta meningkatkan kualitas interaksi sosial dan keluarga. Selain itu, AAP juga menyarankan penggunaan aplikasi kontrol orang tua untuk memantau dan membatasi waktu layar anak-anak, terutama dalam mengakses game dan media sosial (aap.org).
  1. Data dari Studi tentang Efektivitas Pembatasan Konten Game Online
Studi yang dilakukan oleh The Journal of Youth and Adolescence pada 2022 menunjukkan bahwa pembatasan jenis game yang diizinkan dapat mengurangi perilaku agresif pada remaja. Dalam studi ini, ditemukan bahwa anak-anak yang lebih sering bermain game kekerasan memiliki kecenderungan lebih besar untuk terlibat dalam perilaku agresif, baik di sekolah maupun di rumah. Pembatasan akses ke game yang mengandung kekerasan menunjukkan penurunan signifikan dalam perilaku ini (springer.com).
Daftar Pustaka
  1. (2022). Survei Literasi Digital 2022. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Diakses dari https://www.kominfo.go.id/content/detail/37612/survei-literasi-digital-2022/0/berita pada 15 September 2025.
  2. World Health Organization (WHO). (2021). Adolescent Mental Health. Diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/adolescent-mental-healthpada 15 September 2025.
  3. European Commission. (2020). Digital Transformation in Education. Diakses dari https://ec.europa.eu/info/research-and-innovation/strategy/engagement-initiatives/science-society-initiatives/digital-transformation-education_en pada 15 September 2025.
  4. American Academy of Pediatrics (AAP). (2021). Digital Detox and Screen Time Guidelines for Children. Diakses dari https://pediatrics.aappublications.org/content/early/2021/07/15/peds.2021-050343 pada 15 September 2025.
  5. (2022). The Journal of Youth and Adolescence. Diakses dari https://link.springer.com/article/10.1007/s10964-022-01527-6 pada 15 September 2025.
  6. (2023). The Impact of Screen Time on Child and Adolescent Development: A Review. Diakses dari https://www.researchgate.net/publication/371918509_The_impact_of_screen_time_on_child_and_adolescent_development_a_review/fulltext/64c40a51141074110edf4146/The-impact-of-screen-time-on-child-and-adolescent-development-a-review.pdfpada 15 September 2025.
  7. (2023). Screen Time and Mental Health in Children and Adolescents. Diakses dari https://arxiv.org/abs/2508.10062pada 15 September 2025.
 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *